Senin, 07 April 2008

HATI MEGAN

Ketika Megan duduk di kelas tiga, ia selalu pulang tanpa sarung
tangan musim dinginnya. Ibunya jengkel karena harus selalu membelikan
sarung tangan baru, yang tidak mampu dilakukan keluarga itu. Suatu
hari ibunya marah dan berkata, "Megan, kamu harus lebih bertanggung
jawab. Tidak bisa terus-menerus seperti ini!"

Megan menangis. Dengan tersedu-sedu ia mengatakan kepada ibunya bahwa
selama ia bisa mendapatkan sarung tangan baru, ia dapat memberikan
sarung tangan untuk anak-anak yang sama sekali tidak dapat
membelinya.

Sekarang saat usianya 18 tahun, Megan memiliki berbagai hobi termasuk
menjadi sukarelawan di lingkungannya dan membimbing anak-anak
jalanan. Berkaitan dengan keinginannya untuk membantu orang lain, ia
berkata bahwa "rasanya hal itu memang sudah seharusnya saya
kerjakan".

Sebagai orang kristiani, kita pun harus mempunyai hati yang suka
memberi. Yakobus berkata bahwa kita harus mendengarkan firman dan
melakukan apa yang dikatakan firman itu (1:22,23). Akan tetapi, ia
tidak berhenti dengan hanya mengatakan bahwa kita harus mematuhinya.
Ia memberi kita petunjuk khusus tentang apa yang harus kita lakukan.
Lalu, ia memberi kita cara praktis untuk memberi perhatian kepada
orang lain: "Mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan
mereka" (ayat 27).

Mintalah agar Allah memberi kita hati seperti hati yang dimiliki
Megan. Dengan kasih kepada Allah, taatilah apa yang dikatakan-Nya
supaya Anda lakukan. Itulah yang "memang seharusnya kita kerjakan"
--AMC

ANDA DAPAT MEMBERI TANPA MENGASIHI
TETAPI ANDA TIDAK DAPAT MENGASIHI TANPA MEMBERI



Yakobus 1:19-27

19. Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap
orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk
berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
20 sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan
Allah.
21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan
yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman
yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan
jiwamu.
22 Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya
pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri
sendiri.
23 Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak
melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang
mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
24 Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia
segera lupa bagaimana rupanya.
25 Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu
hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi
bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh
melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.
26 Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi
tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka
sia-sialah ibadahnya.
27 Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah,
Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam
kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak
dicemarkan oleh dunia.

Tidak ada komentar: